Pengguna Internet Baru di Asia Tenggara Naik 4 Kali Lipat Akibat Pandemi Covid-19
Wabah Covid-19 rupanya bawa imbas besar untuk ekonomi atau service digital berbasiskan internet di Asia Tenggara. Pengakuan itu adalah sisi dari laporan terkini Google, Temasek, serta Bain dan Company.
Berdasar laporan dengan judul "At Full Velocity: Resilient and Racing Ahead" itu, wabah Covid-19 disebutkan sudah membuat pemakaian internet di daerah Asia Tenggara makin besar, bahkan juga dari yang sempat berlangsung awalnya.
Diambil dari website sah Google, Rabu (11/11/2020), semenjak awalnya tahun ini ada seputar 40 juta orang di Asia Tenggara yang tersambung ke internet untuk pertamanya kali. Jumlah pemakai internet ini jauh bertambah (naik 4x lipat) dari 2019 yang cuman 10 juta orang.
Laporan itu memperlihatkan tehnologi menggenggam fungsi penting sepanjang wabah ini berjalan Asia Tenggara. Kenaikan jumlah pemakai service berbasiskan tehnologi internet bertambah di beberapa bidang sampai 30 %, khususnya di edukasi, bahan makanan, serta utang.
bandar slot terpercaya dan judi slot bola tangkas di dunia "Delapan dari 10 orang di daerah ini menjelaskan tehnologi menolong mereka hadapi virus ini, serta ada beberapa fakta mereka memakai internet," tutur VP Google Southeast Asia, Stephanie Davis menerangkan laporan ini.
Laporan ini menulis lebih satu customer di tiap tiga service digital mulai memakai service berbasiskan internet baru di periode wabah ini. Beberapa customer itu mengatakan merencanakan untuk memakai minimal satu service digital itu habis wabah.
Keadaan wabah membuat keinginan serta akses ke service digital bertambah di beberapa kota besar di Asia Tenggara. Bahkan juga di Indonesia, Malaysia, serta Filipina, lebih dari 1/2 orang yang baru mencoba service digital berawal dari daerah non-metropolitan.
"Ini adalah perkembangan yang menyenangkan, ingat ketimpangan digital di antara perkotaan-pedesaan adalah salah satunya rintangan yang disoroti dalam laporan ini sepanjang tahun-tahun ini," tutur Stephanie meneruskan.
Bidang e-commerce disebutkan menulis perkembangan tercepat selama saat wabah ini. Laporan menulis transaksi bisnis e-commerce capai USD 62 miliar pada tahun ini, serta diprediksikan capai USD 172 miliar pada 2025.
Service keuangan digital semakin utama di daerah Asia Tenggara, ingat transaksi bisnis tunai menyusut dari 48 % sebelum wabah serta sekarang jadi 37 % habis wabah.
Oleh karenanya, laporan menulis nilai transaksi bisnis tahunan pembayaran digital di semua Asia Tenggara akan capai USD 1.2 triliun pada 2025. Di lain sisi, perkembangan service edutech serta health-tech bertambah cepat.
Ingat ada ketidakjelasan global sekarang ini, banyak perusahaan tehnologi besar di Asia Tenggara konsentrasi pada pengokohan usaha serta memperoleh keuntungan, daripada melakukan ekspansi ke tempat baru.
Sesaat permodalan untuk perusahaan dengan nilai lebih dari USD 1 miliar menurun jadi USD 3,5 miliar pada 2020. Walau sebenarnya pada 2019, nilai permodalan untuk perusahaan seperti ini capai USD 5,6 miliar.
Walau begitu, keseluruhannya, investor masih optimis dengan keadaan ini. Persetujuan investasi yang berlangsung rupanya lagi makin bertambah.
"Kami mulai menyaksikan investor cari kesempatan baru dalam service keuangan, pengajaran, serta perawatan kesehatan," papar Stephanie. Sesaat untuk pelaku bisnis pemula yang mempunyai inspirasi serta gagasan usaha kuat, kelompok modal yang ada capai nyaris USD 12 miliar.